Bangunan Bola Lampe'e

Diposting oleh Unknown , Minggu, 28 Agustus 2016 02.58

BANGUNAN BOLA LAMPE'E
Deskripsi     : Rumah Adat Bola Lampe'E atau  rumah panjang  berbentuk rumah  panggung  ciri khas
Sulawesi-Selatan dengan beberapa tiang dan mempunyai dua buah tangga. Rumah panggung tersebut terbuat dari kayu bitti dengan warna dasar merah maron, hijau, coklat tua dan hitam. Usia dari rumah adat tersebut kurang lebih 100 tahun dengan orientasi bangunan rumah tersebut menghadap dari barat ke timur dengan ukuran rumah tersebut adalah panjang 14 meter, lebar 6 meter dan tinggi 8 meter. Lokasi bangunan rumah tersebut di posisi titik koordinat S 03.     ", E 119.   dengan elevasi 45 meter di atas permukaan laut dan menempati areal situs kurang lebih 1 hektar. Bnagunan rumah Bola Lampe'E ini bertempat di Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu limpoE, Kabupaten Sidenreng Rappang Propinsi Sulawesi-Selatan.
Latar Sejarah:Bola Lampe'E adalah rumah milik Pejuang Pergerakan Bangsa di wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu Andi Sulolipu. Beliau juga menjabat sebagai Petta Pabbicara Amparita yang diturunkan dari Ayahnya yaitu La Pakkerangi selaku Pabbicara Sidenreng pada masa itu.
                                  Pada masa Revolusi kemerdekaan Indonesia rumah panjang tersebut dijadikan tempat untuk berunding dan rapat dalam menyusun strategi perjuangan pergerakan dalam menentang pemerintah Belanda di wilayah Sidenreng Rappang. Sumber lain menjelaskan bahwa bangunan rumah Lampe'E dibangun atas prakarsa dari pemerintah Belanda.
                                  Andi Sulolipu Petta Pabbicara Amparita adalah seorang pahlawan pejuang kemerdekaan di Kabupaten Sidenreng Rappang. Untuk menghormati perjuangan Andi Sulolipu dan atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada Nusa, Bangsa dan Negara, pemerintah telah menganugerahkan gelar kehormatan sebagai Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dari pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang.




Struktur Makam Wa' Battoa

Diposting oleh Unknown , Sabtu, 27 Agustus 2016 17.32

Srtuktur Makam Wa' Battoa



Deskripsi                                :Makam  Wa' Battoa  berbentuk  persegi  panjang, berundak- undak dan
memiliki dua tangga yang terbuat dari beton. Makam tersebut terletak di Kelurahan Pajalele Kecamatan Tellu limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang Propinsi Sulawesi-Selatan. Posisi makam /Orientasi menghadap dari utara -selatan dengan ukuran makam yaitu panjang 3 meter, lebar 3 meter dan tinggi 1 meter dan tinggi batu nisan 50 Cm. Kondisi makam terawat baik dengan warna batu nisan putih abu-abu dan bahan dasar batu nisan terbuat dari batu andessif dengan bentuk batu nisan sebuah bongkahan batu menyerupai menhir persegi. Makam tersebut di buatkan rumah beratap seng dan mempunyai empat tiang kayu. Luas situs tersebut sekitar 2.000 m2 dengan titik koordinat S 03, 97 260 , E 119, 79 716 dan berada diketinggian 66 meter di atas permukaan laut.

Latar Sejarah                          : Wa ' Battoa  adalah  tokoh  masyarakat  di  daerah  Massepe Sidenreng
Rappang dalam hal pandai Besi/ pembuat benda tajam dan peralatan dapur seperti parang, badik, tombak peralatan memasak dan lain sebagainya. Wa' Battoa adalah orang pertama yang mepelopori keahlihan pandai besi yang sekarang menjadi mata pencaharian penduduk setempat di Massepe yang diturunkan secara turun temurun.
Keahlihan tersebut lahir sekitar abad ke - 17 Masehi dan belum diketahui secara jelas tahun berapa karena tidak ada sumber yang menjelaskan tentang itu. Makam Wa' Battoa sering dikunjungi oleh masyarakat setempat untuk bersiarah , bahkan banyak pula untuk maksud tertentu.
Wa' Battoa is the figure of Massepe people for the backsmith to make things iron for the sample knife, sword, cleaver, machete, the kitchen equitment, carpentry equitment, and all of equitment. Wa' battoa were pionner who of expert the blacksmith who of tobe occupation people in Massepe until now and fery famous in the other region.




Bangunan Saoraja Massepe

Diposting oleh Unknown , Senin, 22 Agustus 2016 06.27

BANGUNAN SAORAJA MASSEPE
Deskripsi        :  Saoraja Massepe adalah rumah adat ( Istana ) raja dan keluarga Addatuang Sidenreng
yang terletakdi Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellu LimpoE, kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi-Selatan dengan jarak tempuh dari ibukota kabupaten 12 km, berada diatas ketinggian 66 meter dari permukaan laut dengan titik koordinat S 403 26.3, E 119 49 34.1 dan dengan luas areal situs adalah 1697 m2. Rumah Adat tersebut berbentuk rumah panggung khas Sulawesi-Selatan dengan beratap bersusun dua dengan model arsitektur yang mirip dengan bangunan cina karena menurut kabar bahwa sewaktu di bangunnya Saoraja massepe tukangnya sebagian orang cina. Saoraja Massepe bahan dasarnya terbuat dari kayu Bitti dan kayu ulin dan posisi rumah  Saoraja tersebut menghadap dari barat ke timur dengan warna dasarnya adalah kuning muda ( krem ), merah maron dan coklat, rumah ini terbagi atas 3 ruangan yaitu ruang tamu, ruang tengah dan ruang dapur, memiliki pintu berdaun ganda dan 5 jendela berdaun ganda dengan jeruji sebanyak 5 buah, 2 jendela berukuran 1 m X 2 m tanpa jeruji. Ukuran rumah Saoraja tersebut yaitu panjang 16 meter, lebar 8 meter dan tinggi 8 meter kemudian rumah tersebut menempati lokasi seluas kurang lebih panjang 40 meter dan lebar 30 meter, dibagian depan rumah terdapat teras ( lego-lego ) yang berukuran 150 cm X 100 cm dan terdapat tangga yang terbuat dari beton yang dahulunya adalah tangga kayu. Rumah Saoraja ini telah beberapa kali direnovasi dan pertama kali direnovasi tahun 1975 dengan mengganti atap ilalang menjadi atap seng dan pada tahun 2012 terkena bencana angin puting beliung sebagian atapnya terlepas sehingga direnovasi kembali.

Latar sejarah            Saoraja Massepe adalah rumah istana keluarga Addatuang Sidenreng yang menurut kabar dari tuan rumah mengatakan bahwa usia rumah tersebut sekitar 200 tahun jadi Saoraja Massepe didirikan sekitar tahun 1814 jika menghitung dari tahun 2014.
                                      Saoraja Massepe didirikan oleh H. Andi Machmud Pette Kape ( Petta MatoaE ), beliau adalah pejabat di lingkungan kerajaan Sidenreng sebagai Pabbicara Massepe.
                                      Saoraja Massepe pada masa pemerintahan kerajaan Sidenreng digunakan sebagai pusat kendali pemerintahan dan budaya, Saoraja tersebut telah dilalui pada tiga masa pemerintahan yaitu dari Addatuang La Pawowoi, masa Addatuang la Panguriseng dan masa pemerintahan Addatuang La Sadapotto. Pada masa sekarang Saoraja Massepe menjadi simbol kebesaran kerajaan Sidenreng dan tempat musyawarah para pemangku adat/ Lembaga Adat di Kabupaten Sidenreng Rappang. Acara ritual yang biasa dilaksanakan pada Saoraja tersebut adalah Pencucian benda-benda pusaka kerajaan Sidenreng yang dilaksanakan 3 kali dalam 2 tahun dan sebagai tempat pelantikan/ pengukuhan Addatuang Sidenreng terakhir setelah masa kemerdekaan yang dilaksanakan pada tanggal 29  bulan Desember tahun 2012.   

Saoraja Massepe or the house of the Royal of King Addatuang Sidenreng  to use as the centre of yhr control goverment, politic and culture. This house was passed for three goverment namely were Addatuang la pawowoi, Addatuang La Panguriseng, and Addatuang La Sadapotto. And now Saoraja Massepe  to be symbol the greatness of the Kingdom Sidenreng and as the place deliberation or discution for custom stakeholders tradition in Sidenreng rappang Regency Indonesia.

 





Struktur Gua kelelawar

Diposting oleh Unknown , Kamis, 11 Agustus 2016 23.10

Gua Kelelawar begitu sebutannya dikarenakan didalam gua tersebut banyak satwa kelelawar yang bersarang di sana. Gua Kelelawar tersebut terletak di desa Maddenra Kecamatan Kulo Kab. Sidenreng Rappang bertempat di Taman Wisata  Alam Cabbenge dengan letak koordinat S 03 46 605 ", E 119. 47 762 dengan ketinggian di atas permukaan laut sekitar 90 meter.
     Jarak tempuh letak gua tersebut dari pemukiman penduduk di desa Maddenra sekitar 3 kilometer ke arah timur dengan memasuki areal hutan lindung Taman wisata Alam Maddenra Kulo dengan kondisi alam yang cukup menarik dan masih asli keragaman biota darat baik tumbuh-tumbuhan maupun satwanya. Latar belakang sejarah yang menyingkap gua tersebut kami dapatkan dari beberapa orang penduduk setempat dan aparat pemerintah mengatakan bahwa gua tersebut dahulu sering dipakai sebagai tempat persembunyian para pejuang kita dalam mengadakan perlawanan terhadap pemerintah Belanda dan pemerintah pendudukan Jepang, memang situasinya sangat strategis dan sangat tersembunyi sebagai tempat yang aman dari incaran tentara Belanda dan Jepang, apalagi jika ada serangan udara yang dilancarkan tentara Jepang karena di daerah tersebut tidak terlalu jauh dai pangkalan militer Jepang yaitu pangkalan udara tentara Jepang di Malimpung Pinrang.
     Jika di lihat dari udara memang susah terdeteksi karena mulut gua tersebut berada di bawah akar pohon yang besar yang usianya sudah ratusan tahun dan hampir tertutup oleh akar pohon. bentuk mulut gua tersebut berbentuk segi tiga dengan diameter sekitar 2,7 meter dan jalan masuknya mengarah ke bawah turun seperti tangga. Jika dilihat dari mulut gua seperti sempit tetapi setelah masuk kedalam ternyata luas dengan banyak ruang yang bersekat-sekat, didalamnya terdapat stalaktik dan stalaktik yang tidak terlalu panjang seperti gua lain pada umunya. Batuan disekitar gua tersebut adalah batuan kaars atau kapur seperti batu karang. Pada dasarnya tempat tersebut menyimpan potensi yang besar bagi dunia wisata dan budaya dan jika ditilik dari latar sejarah maka tempat tersebut dapat didata untuk registrasi cagar budaya di daerah ini dan kami sedang mengolah datanya, mudah-mudahan ada tindak lanjutnya dalam pengembangan obyek tersebut.
      The Bat Cave were located in Cabbenge Maddenra Village, distric of Kulo , Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi Province Indonesia. The Cave who of made from nature from yhe skin earth belong the last time ago. Thet place at the koordinat S 03, 46 605, E 119, 47 762" and elevation about 90 meters from the sea. The cave had the history background for the independent of Indonesia.